11.920 Pohon Ditanam di Candi Muaro Jambi, Djarum Foundation Beberkan Kriterianya

“Jenis pohonnya ada berbagai macam, ada pacar cina, pohon-pohon peneduh,” jelas Program Director BLDF F.X. Supanji menjawab Kompas.com. Selain dari pihak BLDF, seleksi pohon dan semak yang ditanam di KCBN Muaro Jambi tersebut juga dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikburistek).

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V Provinsi Jambi dan Bangka Belitung Agus Widiatmoko mengatakan pihaknya memiliki andil dalam seleksi pohon dan semak yang ditanam di situs sejarah tersebut, yaitu memastikan tanamannya adalah endemik dan wangi. “Tanaman wangi itu seperti kemunir, melati, cempaka. Itu penting supaya enggak hanya menciptakan keteduhan oksigen, jadi ketika orang masuk ke kawasan candi bisa recharge,” ucap Agus menjawab Kompas.com. Dirinya juga menjelaskan bahwa kawasan candi membutuhkan iklim mikro yang bisa diciptakan lewat penghijauan. “Bata-bata candi juga butuh iklim itu, jadi di mana nanti tanaman semaknya juga ditanam di beberapa titik supaya bangunan candi tidak terus menerus terpapar oleh sinar matahari,” tambah Agus.

Adapun gerakan Siap Darling yang sudah dimulai sejak tahun 2019 tersebut bisa menjadi langkah untuk menciptakan ekosistem lingkungan berkelanjutan, khususnya di kawasan cagar budaya. Hingga Juli 2023, BLDF telah mendukung upaya pelestarian di 9 kawasan dan 23 candi di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan melibatkan 952 generasi muda yang tergabung dalam gerakan Siap Darling. Dengan terlaksananya penanaman pohon dan semak di situs sejarah Indonesia, maka hal ini dapat juga mendorong pengembangan destinasi wisata. Sementara dilansir dari laman resmi Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kemdikbudristek, KCBN Muaro Cambi merupakan kawasan percandian agama Buddha yang telah tumbuh dan berkembang pada abad ke 8-14 Masehi.

Kawasan ini telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya peringkat nasional melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 259/M/2013 tentang Penetapan Satuan Ruang Geografis Muarajambi Sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional.

Luasnya adalah 3.981 hektar yang terdiri atas 8 desa dalam 2 kecamatan, yakni Desa Baru, Desa Danau Lamo, Desa Muaro Jambi, dan Desa Kemingking Luar di Kecamatan Maro Sebo, serta Desa Kemingking Dalam, Desa Teluk Jambu, Desa Tebat Patah, dan Desa Dusun Mudo di Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Juga dilansir dari laman resmi Sekretariat Kabinet (Setkab) RI, KCBN Muaro Jambi memiliki luas dua puluh kali lebih besar dibandingkan Candi Borobudur dan dua kali lebih besar dari Kompleks Candi Angkor Wat di Kamboja. Tercatat, terdapat 11 candi utama yang ditemukan di KCBN Muaro Jambi dan sebagian telah dilakukan pemugaran. Namun, di sekitar kawasan tersebut diperkirakan terdapat 82 reruntuhan candi lainnya yang masih terkubur di dalam puluhan gundukan tanah. Dalam perkembangannya, kawasan ini telah masuk dalam daftar tentatif UNESCO untuk nominasi warisan dunia, yakni Nomor 5465 Tahun 2009.

Terkait hal ini, Gubernur Provinsi Jambi Al Haris mengaku bahwa pemerintah sudah mengajukan KCBN Muaro Jambi untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO. “Kami menyusun dokumen-dokumen yang akan diajukan ke UNESCO. Apa yang menjadi persyaratan-persyaratan yang kita anggap menjadi penilaian UNESCO nanti,” tutur Haris pada kesempatan yang sama.