Wisata Candi Muaro Jambi, Menginap di Rumah Penduduk Sambil Belajar Artefak

 

JAKARTA, KOMPAS.com – Selain wisata alam seperti Gunung Kerinci dan Danau Tujuh di Kabupaten Kerinci, Jambi memiliki alternatif obyek wisata lain. Salah satu yang menarik untuk dikunjungi wisatawan adalah Candi Muaro Jambi. Berbagai alasan dikemukakan untuk mengunjungi situs purbakala dengan luas kurang lebih mencapai 12 kilometer persegi ini.

 “Wisatawan dapat mengenal kebudayaan Jambi dan untuk masyarakat dunia dapat menyebarkan pengalaman. Untuk wisatawan yang beragama Buddha, mereka dapat menghargai kebudayaan nenek moyangnya dengan cara menelusuri sejarah,” kata perwakilan dari Perkumpulan Padmasana, Mukhti Hadi kepada KompasTravel sebelum acara Penganugerahan British Council-Diageo Social Enterprise Challenge (SEC) for Arts, Creative, and Tourism Organization 2015 di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, Rabu (10/6/2015).

Selain itu, ketika datang ke Kawasan Candi Muaro Jambi, menurut Mukhti atau akrab disapa Borju ini mengatakan wisatawan juga dapat mencoba menginap di rumah-rumah warga. Di rumah warga, lanjutnya, wisatawan dapat berinteraksi dengan warga lokal.

“Interaksi tersebut nantinya dapat wisatawan pelajari. Inilah kebudayaan Muaro Jambi. Kami tawarkan wisata tiga hari dua malam. ” ujar Borju.

Dengan paket wisata yang ia tawarkan, wisatawan juga akan sebelumnya merasakan menaiki perahu di Sungai Batang Hari. Kemudian nantinya, wisatawan akan diajak menelusuri kebudayaan dari artefak-artefak yang ditemukan di Muaro Jambi.

“Ketika datang, wisatawan ditemani dengan pemandu-pemandu yang akan menjelaskan artefak-artefak di sini (Candi Muaro Jambi),” lanjutnya.

Lokasi Candi Muaro Jambi terletak 30 kilometer atau sekitar 30 menit menggunakan kendaraan bermotor. Lokasi candi ini yang berada tepat di jalur Sungai Batanghari yang dapat menjadi lokasi favorit untuk berwisata sejarah maupun alam.